Kamis, 20 Oktober 2016

PENTINGNYA VARIASI MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TURNAMENT BERBASIS INKUIRI PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI SEKOLAH MADRASAH TSANAWIAH ALKHAIRAAT MAMBORO KELAS VIII









PENTINGNYA VARIASI MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI  PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TURNAMENT BERBASIS INKUIRI PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI SEKOLAH MADRASAH TSANAWIAH ALKHAIRAAT MAMBORO KELAS VIII


TUGAS PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Arifa Nur Ayu
A231 13093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
 MARET 2016



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Matematika sangatlah penting dikuasai oleh siswa karena hampir di  segala aspek dalam kehidupan manusia membutuhkan matematika. Para siswa memerlukan matematika untuk berhitung, menghitung isi dan berat suatu benda, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, menggunakan kalkulator dan komputer, dan lain sebagainya. Orang biasa memerlukan matematika agar dapat berdagang dan berbelanja, berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan presentasi, membuat catatan-catatan dengan angka, membaca informasi yang disajikan dalam bentuk persen, tabel dan diagram, dan lain-lain. Dengan demikian matematika sangat bermanfaat bagi para siswa maupun orang biasa. Hal tesebut sejalan juga dengan matematika merupakan pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Oleh sebab itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006:9).
Meskipun matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, banyak kalangan temasuk para siswa di sekolah tidak menyukai pelajaran matematika, sehingga para siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mempelajari matematika. Tidak mengherankan jika prestasi belajar matematika di indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep matematika.
Pembelajaran matematika sebenarnya sangat menyenangkan, akan tetapi diperlukan motivasi belajar yang tinggi. Hal ini menempatkan motivasi dan prestasi belajar pada posisi yang penting dalam proses belajar, akan tetapi kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi pada mata pelajaran matematika.
Hal tesebut sama dengan permasalahan yang terjadi di Madrasah Tsanawiah Alkhairaat Mamboro. Berdasarkan dari hasil dialog dengan  guru matematika kelas VIII Mts. Alkairaat Mamboro diperoleh informasi bahwa hal-hal yang sering menjadi permasalahan siswa adalah sebagai berikut :
1.      Kurangnya minat dalam mempelajari matematika
2.      Kurangnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran di kelas
3.      Siswa bersifat  monoton dan main-main dalam mengikuti pembelajaran
4.      Keaktifan siswa masih kurang dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan
5.      Tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal masih relatif rendah khususnya dalam menghitung atau menentukan unsur rumus.
6.      Persentase keberhasilan siswa kurang dari 50 %.

Permasalahan-permasalahan  tersebut disebabkan karena kurangnya motivasi belajar pada diri siswa. Hal itu membuat perstasi belajar siswa menjadi rendah sehingga banyak siswa yang kesulitan dalam mata pelajaran matematika, di sekolah tersebutmasih banyak siswayang mengalami kesulitan dalam menentukan unsur-unsur darirumuslingkaran serta ukurannya, misalnya ketika siswa tersebut diberikan soal tentang menentukan jari-jari sebuah lingkaran yang luas dan nilai pi diketahui. Siswa tersebut tidak dapat menghitung jari-jari dari lingkaran  tersebut sebab mereka hanya mengetahui konsep matematika yang digunakan untuk menentukan luas dari lingkaran sesuai dengan rumus yang diberikan oleh guru. Hal serupa terjadi dengan bangun-bangun datar yang lain. Dengan kata lain pada saat pengajar memberikan soal dalam bentuk lain dari contoh yang diberikan sebelumnya, siswa tidak dapat mengembangkan pengetahuannya untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal itu disebabkan kurangnya kemauan belajar (motivasi) siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan usaha peningkatan motivasi dengan memberi variasi metode pembelajaran yang menarik atau menyenangkan dan melibatkan siswa dalam meningkatkan aktivitas dan tanggungjawabnya. Banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar,Akan tetapi peneliti harus memilih model pembelajaran yang tepat, olehnya itu salah satu model pembelajaran yang tepatadalah model pembelajaran kooperatif tipeTeamsGames Tournament  atau bisadisingkat TGTberbasis inkuiri.
Pembelajaran kooperatif dapat melibatkan siswa dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajarn kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Olehnya pembelajaran tipe Teams Games Turnament adalah salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, yang melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat (motivasi) belajar .Metode pembelajaran kooperaif  tipe TGT dirancang untuk siswa melakukan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Dengan suasana permainan pada pembelajaran maka diharapkan akan menarik dan menumbuhkan motivasi dalam belajar siswa.
 Sedangkan pembelajaran berbasis inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang mana siswa didorong untuk terlibat langsung dalam melakukan inkuiri, yaitu bertanya, merumuskan masalah, melakukan eksperimen,mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, berdiskusi dan berkomunikasi. Dengan demikian siswa manjadi lebih aktif dan guru hanya berusaha membimbing. Sasaran utama dari metode inkuiri ini dalah mengembangkan penguasaan pengetahuan (knowledge).Penguasaan pengetahuan merupakan hasil  dari pengolahan informasi untuk memecahkan suatu masalah. Hal tersebut memungkinkan siswa belajar lebih rileks, menumbuhkan rasa tanggungjawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Model pembelajaran koopertif tipe Teams Games Turnamentberbasis inkuiri ini dirancang untuk siswa bermain dengan cara menemukan materi yang akan dipelajari, kemudian dalam melakukan turnamen siswa berlomba dalam menentukan unsur  rumus lingkaran. Permainan tersebut dirancang sedemikian rupa agar pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga kemauan (motivasi) siswa dalam belajar menjadi lebih tinggi. Dengan adanya model tersebut itu pula dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan apabila pembelajaran menjadi menyenangkan maka akan ada minat siswa dalam belajar matematika,sehingga siswa menjadi lebih bersungguh-sungguh belajar matematika baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini berdampak positif untuk siswa agar dapat menguasai dan mengembangkan pengetahuannya lebih dalam serta dapat membantu siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, dengan mengingat kondisi siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiah  Alkhairaaat Mamboro, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan sebuah model pembelajaran pada siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiah Alkhairaat Mamboro yaituPentingnya Variasi Mengajar Melalui  Model Pembelajaran  Kooperatif  Tipe Teams Games Turnamentberbasis Inkuiri Pada Pokok Bahasan Lingkaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Madrasah Tsanawiah Alkhairaat Mamboro Kelas VIII
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah model pembelajaran kooperatif tipe Teams games turnament berbasis inkuiridalam materi lingkaran dapatmeningkatkan motivasi belajar  siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiah Alkairaat Mamboro?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiah Alkairaat Mamboro melaluimodel pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnamentberbasis inkuiri pada materi lingkaran.
1.4    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa, guru  sekolah dan peneliti. Manfaat yang diharapkan sebagai berikut:
a.    Bagi siswa, Diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar yang tinggi , sehingga aktif dan kreatif dalam proses belajar matematika, dan dapat bekerja sama dalam menyelesaikan soal-soal serta dapat saling membantu dalam mengatasi kesulitan belajar khususnya dalam memahami bagian lingkaran dan menentukan unsur rumus lingkaran
b.    Bagi guru, sebagai bahan informasi dan masukkan dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam prose pembelajaran di kelas
c.    Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan masukkan dalam pengembangan pembelajaran matematika di sekolah Madrasah Tsanawiah Alkhairaat Mamboro.
d.   Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnamentberbasis inkuiri.
1.5 Batasan Istilah
Dalam penelitian ini beberapa istilah yang perlu mendapat pengertin atau batasan antara lain sebagai berikut :
a.  Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament berbasis inkuiri yang dimaksud adalah model pembelajaran berkelompok yang melibatkan seluruh siswa dalam permainan dan pertandingan untuk menyelesaikan sebuah materi yang diajarakan oleh guru, di mana dalam permainan tersebut dirancang sebuah metode penemuan, siswa tersebut terlebih dahulu menemukan rumus lingkaran bersama teman-temannya, yang kemudian dalam pertandingan akan diperlombakan cara menentukan unsur dari rumus lingkaran .
b.  Motivasi yang dimaksud adalah suatu energi penggerak/dorongan, pengarah dalam memperkuat tingkah laku mengajar. Hal itu juga dapat diartikan sebagai kemauan belajar yang tinggi pada diri siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari matematika,
c.  Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu, sedangkan yang dimaksudkan unsur-unsur rumus dari lingkaran adalah luas lingkaran,jari-jari lingkaran, nilai pi, dan keliling lingkaran.


















BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1  Penelitian Yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a.       Penelitian yang dilakukan oleh Harjokopada tahun 2014 yang berjudul meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(teams games tournaments) pada siswa kelas vSDN kedungjambal 02 kab. Sukoharjo tahun ajaran 2013/2014. Disimpulkan bahwa dengan menggunakan indikator keberhasilan yang ditetapkan  yaitu rata-rata kelas meningkat dari pratindakan, siklus I dan siklus IImenunjukkan bahwa hasil belajar Matematika siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pratindakan 6,8 meningkat menjadi 7,5 pada siklus I kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 8,05. Selain itu dari data observasi diperoleh sebelum diberikan tindakan siswa terlihat kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Setelah diberikan tindakan siswa terlihat aktif baik pada saat kegiatan tanya jawab maupun pada saat kegiatan kelompok.
b.      Penelitian yang relevan dengan penelitian ini juga dilakukan oleh Nazamim pada tahun 2013 dengan judul penerapan model pembelajaran tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika di mi ma’arif kediwung tahun 2012/2013. Diperoleh kesimpulan bahwa analisis data untuk prestasi belajar siswa menggunakan analisis deskritif kualitatif berdasarkan data kuantitatif setelah menghitung semua komponen penilaian. Berdasarkan analisis data dengan ukuran rata-rata kelas(mean) dan penilaian dengan standar skala 1-100, diperoleh data pada post test siklus I nilai yang tuntas KKM mencapai 13 (87%) dengan nilai rata-rata kelas 66,4. Pada siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Nilai yang tuntas KKM mencapai 15 (100%)  dengan nilai rata-rata kelas 84,1. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tpe TGT ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas V MI Ma’arif Kediwung Tahun pelajaran 2012/2013.
c.       Penelitian yang relevan dengan penelitian ini juga dilakukan oleh Fadila Rizky pada tahun 2014 yang berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII durian SMPN 4 palu pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang mengacu pada desain penelitian oleh kemmis dan Mc. Taggart, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII Durian SMPN 4 Palu pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, dengan tahapan yaitu : 1) penyajian kelas, 2) belajar dalam kelompok, 3) permainan, 4) pertandingan dan 5) penghargaan kelompok. Sehingga hasil tes akhir tindakan siklus I memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal sehingga ketuntasan belajar klasikal siswa hanya mencapai 68,97% dan hasil tes akhir tindakan siklus II memperoleh peningkatan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal sehingga ketuntasan belajar klasikal mencapai 93,10%.
2.2    Kajian Pustaka
2.2.1    Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang (Husaini, 2009:250).
Menurut hamzah (2009:23), Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat.
Fungsi motivasi
Motivasi memiliki fungsi dalam berbagai kegiatan, menurut Oemar Hamalik (dalam martinis,2005:161) fungsi motivasi adalah :
1.      Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa ada motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
2.      Motivasi timbul sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ketercapaian tujuan yang diinginkan.
3.      Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil ibarat Winkel sebelum ini. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan
Memotivasi Siswa dalam Belajar
Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari santun menjadi santun. Menurut martinis yamin (2005:168) cara memotivasi siswa dalam belajar sebagai berikut :
- Belajar melalui model                    - Temu tokoh
- Belajar bermakna                           - Mengulangi kesimpulan materi
- Melakukan interaksi                      - Penyajian yang menarik
- Wisata alam
Bentuk-bentuk motivasi belajar
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah sebagai berikut :
1. Memberikan angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
2. Hadiah. Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu demikian.
3. Saingan atau kompetisi. Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi mendorong siswa untuk belajar.
4. Ego-involment. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar mereka merasa pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja dengan mempertaruhkan harga diri.
5. Memberi ulangan. Para siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahuiakan ada ulangan.
6. Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
7. Pujian. Apabila ada yang sukses atau berhasil menyelesaikan dengan baik.
8. Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti terdapat unsur kesengajaan atau maksud untuk belajar.dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsunga dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai.
2.2.2        Pengertian Kooperatif
Ide utama dalam belajar kooperatif adalah siswa bekerjasama untuk belajar dan bertanggungjawab pada kemajua belajar temannya. Slavin ( dalam Trianto, 2009:56) sebagai tambahan, belajar kooperatif menekankan pda tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi,
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
Menurut johnson dan johnson ( dalam Trianto, 2009:57), tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa dan anggota kelompok lain untuk memperbaiki hubungan di antara para peserta didik dari berbagai latar belakang etnik dan kemampuan. Di samping itu untuk meningkatkan pencapaian akademik dan pemahaman siswa, juga dikembangkan ketrampilan-ketrampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.

2.2.3       Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Menurut Slavin (Usman, 2004: 120) pembelajaran kooperatif model TGT yaitu merupakan salah tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, dimana melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Model ini menekankan pada persaingan seorang anggota kelompok dengan anggota kelompok lainnya melalui suatu turnamen/ lomba sesuai dengan tingkat kemampuannya. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang  dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan siswa dalam belajar.
Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok belajar yang menekankan pada persaingan seorang anggota kelompok dengan anggota kelompok lainya melalui suatu turnamen / lomba sesuai dengan tingkat kemampuan.
Menurut Slavin (1995), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas lima komponen utama, yaitu persiapan, penyajian materi / prensentase kelas, kegiatan kelompok, turnamen akademik, penghargaan terhadap kelompok.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut :
a.      Tahap Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan materi pembelajaran, perangkat pembelajaran termasuk lembar kerja siswa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, perlengkapan turnamen akademik, dan tes hasil belajar yang akan diujikan setelah pembelajaran selesai (posttes). Selanjutnya guru membentuk kelompok berdasarkan skor awal, setiap kelompok terdiri dari  empat sampai enam siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda, jenis kelamin dan ras yang berbeda. Skor awal siswa diperoleh dari skor rata-rata harian siswa pada tes sebelumnya. Seluruh siswa kemudian diperingkat berdasarkan kemampuan akademiknya, tinggi, sedang dan rendah. Setiap kelompok diusahakan terdiri dari semua komponen tersebut sehingga antara kelompok yang satu dengan yang lain memiliki rata-rata kemampuan yang seimbang.
b.      Tahap Penyajian Materi/ Presentasi Kelas
Pada tahap ini guru bertugas memperkenalkan materi pelajaran yang akan dibahas. Presentasi kelas pada pembelajaran kooperatif tipe TGT yang disampaikan hanya menyangkut pokok-pokok materi dan penjelasan teknik pembelajaran yang akan digunakan.
c.       Tahap Kegiatan Kelompok
Dalam tahap ini setiap anggota kelompok mempelajari bahan ajar dan LKS serta latihan soal dengan baik. Dalam kelompoknya, siswa berdiskusi antar kelompok, saling membandingkan jawaban atas tugas yang diberikan, memeriksa serta mengoreksi pekerjaan sesama anggota sekelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan kelompok.
d.      Tahap Turnamen Akademik
Pada turnamen akademik setiap meja turnamen dapat dilaksanakan oleh tiga atau empat orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang setara, dan setiap siswa mewakili kelompoknya masing-masing.
a.       Persiapan Turnamen Akademik
Perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk turnamen akademik ini adalah lembar soal beserta jawabannya yang telah diberi nomor dan dilengkapi dengan setumpuk kartu bernomor untuk pengundian soal atau pertanyaan turnamen. Selanjutnya siswa ditempatkan dalam satu meja turnamen untuk bersaing/berkompetisi untuk mendapatkan nilai maksimal, dan berusaha menyumbangkan nilai yang terbaik bagi kelompoknya.
b.      Pelaksanaan Turnamen Akademik
Untuk melaksanakan turnamen akademik, perangkat turnamen yang diperlukan yaitu: lembar soal, lembar kunci jawaban, lembar pencatatan skor, dan satu set kartu bernomor.
Pada awal turnamen (tanpa sepengetahuan siswa) ditetapkan meja turnamen bagi setiap siswa, dengan demikian siswa tidak tahu meja turnamen mana yang mempunyai tingkatan tertinggi dan meja mana yang mempunyai tingkatan terendah. Turnamen dapat dimulai jika kelengkapan yang diperlukan dalam turnamen telah siap.
Setiap turnamen dimulai pada saat kartu soal telah tersedia di meja turnamen, lalu kartu soal dibacakan dengan keras agar terdengar oleh pemain lainnya dalam  satu kelompok meja tersebut. Kemudian setiap pemain dalam satu meja tersebut berusaha menjawab dan mengerjakan soal itu dikertas masing-masing. Setelah waktu yang ditentukan berakhir, jawaban soal tersebut dicocokkan dengan jawaban yang ada pada guru. Yang berhak untuk mendapat giliran menjawab pertama adalah pemain pertama, jika jawabnya benar maka dia berhak untuk menyimpan kartu soal itu dan jika jawabannya salah dia tidak dihukum. Jika jawaban pemain pertama salah, maka pemain kedua, ketiga dan keempat boleh menantang jawaban pemain pertama, namun bila mereka menjawab salah, ada resikonya yaitu diberi hukuman mengembalikan kartu soal yang sebelumnya mereka peroleh ke meja turnamen/tempat semula. Jika semua pemain tidak mampu menjawab pertanyaan, maka mereka boleh menyatakan lewat, dan kartu soal dikembalikan ke meja turnamen/tempat semula. Berikutnya adalah pemain kedua, pemain ketiga, dan pemain keempat dan kembali lagi ke pemain pertama, demikian seterusnya berganti giliran dengan ketentuan yang sama seperti pada putaran pertama sampai semua soal yang ada diatas meja habis terjawab atau sampai waktu turnamen berakhir.
c.       Perhitungan Skor Turnamen Akademik
Perhitungan skor dilakukan pada setiap akhir turnamen dengan menghitung banyaknya kartu soal yang diperoleh masing-masing siswa pada setiap meja turnamen dan dicatat pada lembar pencatatan skor untuk setiap meja turnamen. Misalnya dalam turnamen 1, meja turnamen A yang terdiri dari empat orang siswa dan tidak seri, maka siswa yang paling banyak mengumpulkan kartu mendapatkan skor 60, siswa yang berada pada posisi kedua memperoleh skor 40 dan yang ketiga mendapatkan skor 30, dan posisi keempat sebagai posisi yang sedikit mengumpulkan kartu soal memperoleh skor 20.
Lembar perolehan skor digunakan untuk menentukan keterampilan kompetisi siswa. Predikat akhir diberikan pada siswa setelah dilakukan perhitungan dengan cara melihat rata-rata skor dalam turnamen akademik. Predikat dari keterampilan kompetisi yang diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2
Predikat keterampilan kompetisi
Skor yang diperoleh
Predikat
60
Sangat terampil
50
Terampil
40
Cukup terampil
 30
Kurang terampil

e.       Tahap Penghargaan Kelompok
Setelah selesai turnamen, guru melakukan perhitungan skor yang diperoleh kelompok kemudian memberikan penghargaan kepada siswa. Pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk belajar lebih giat lagi.
Penghargaan kelompok (Team Reward) diberikan berdasarkan skor perkembangan kelompok yang diperoleh, untuk menentukan skor perkembangan kelompok digunakan rumus sebagai berikut :
                    Nk  =                      (Slavin, 1995)
  Keterangan :
Nk      = skor perkembangan kelompok
SAK  = Jumlah skor perkembangan anggota kelompok
JAK   = Jumlah anggota kelompok
Pedoman penghargaan kelompok menurut Slavin (1995 : 91) dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini :                                                                                                                             
Tabel 2.3. Kriteria Penghargaan Kelompok
Rata-rata Skor Kelompok
Predikat
Skor 50
Super team
45  skor < 50
Great Team
40  skor < 45
Good Team

Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkat  penghargaan yang diberikan untuk penghargaan kelompok yaitu:
·        Kelompok dengan skor rata-rata 40, sebagai kelompok terbaik
·        Kelompok dengan skor rata-rata 45, sebagai kelompok terhebat
Kelompok dengan skor rata-rata 50, sebagai kelompok luar biasa.
2.2.4 Tinjauan Materi Tentang  Lingkaran dan Luas lingkaran
Ø  Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakantempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatutitik tertentu. Jarak yang sama tersebut disebut jari-jari lingkarandan titik tertentu disebut pusat lingkaran. Unsur-unsur rumus pada lingkaran adalah jari-jari,nilai pi, luas lingkaran dan keliling lingkaran.
Ø  Luas Daerah Lingkaran
Luas daerah lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh lengkung lingkaran atau keliling lingkaran (Sukino & Simangunsong, 2007:238). Luas lingkaran sama dengan  kali kuadrat jari-jarinya. Jika jari-jari lingkaran adalah r, maka rumus luasnya adalah   L =
keterangan:  L = Luas lingkaran
r  = jari-jari lingkaran
Rumus luas daerah lingkaran ini dapat ditemukan dengan pendekatan. Pendekatan ini dilakukan dengan membagi lingkaran ke dalam sejumlah juring yang kongruen. Kemudian membagi segi-n beraturan yang bersesuaian dengan juring yang terbentuk. Luas segi-n beraturan tersebut akan mendekati luas daerah lingkaran.
Setengah  daerah
juring

 lingkaran

Jari-jari
Jari-jari
 lingkaran

Pembuktian luas lingkaran, dapat ditempuh dengan membagi sebuah lingkaran ke dalam 16 juring yang identik, seperti berikut:
Setengah daerah juring

 




Gambar 6: perubahan juring-juring lingkaran
                                                                                                  

Bentuk potongan-potongan yang tersusun berupa persegi panjang dengan ukuran :
Panjang =   x keliling lingkaran =  x 2 r = r
x
Lebar     = jari-jari lingkaran = r
Luas persegi panjang = luas lingkaran = r x r =
Karena d = 2r, maka luas lingkaran ditentukan oleh rumus L =  atauL = .
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbasis Inkuiri
Pembelajaran berbasis inkuiri dapat dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran berbasis inkuiri yang dilakukan secara individu akan banyak mengalami hambatan terutama bagi siswa yang berkemampuan rendah, akan sangat sulit melakukan penemuan walaupun ada petunjuk langkah-langkah dalam penemuan. Akibatnya pembelajaran akan memakan  banyak waktu dan tenaga untuk melakukan bimbingan secara khusus. Oleh karena itu dalam penelitian ini pembelajaran berbasis inkuiri dilakukan dalam seting koperatif tipe TGT yang anggotanya terdiri dari campuran siswa dengan kemampuan akademik berbeda yang bertujuan membina dan mengembangkan kerja sama antar siswa dalam memahami konsep-konsep matematika khususnya  materi keliling dan luas daerah lingkaran.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam mengajarkan keliling dan luas daerah lingkaran adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Metode penemuan/ inkuiri ini digunakan agar siswa dapat mengkonstruksi pemahamannya sendiri melalui bimbingan guru dalam menemukan rumus keliling dan luas daerah lingkaran sehingga apa yang mereka pelajari dapat terekam dan tidak mudah lupa. Dalam hal ini keliling adalah panjang seluruh tepi suatu lingkaran dan luas daerah lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh busur lingkaran atau keliling lingkaran.
·         Memperkirakan Luas Lingkaran dengan Menghitung Persegi Satuan
Memperkirakan luas lingkaran dapat dilakukan dengan menghitung persegi satuan.
Contoh:
Hitunglah luas lingkaran yang panjang jari-jarinya 4 cm
Jawab:
Langkah-langkah:
1.    Buatlah lingkaran dengan panjang jari-jarinya 4 cm.
2.    Buatlah persegi yang sisi-sisinya menyinggung lingkaran tersebut.
3.    Buatlah petak-petak (persegi) kecil yang luasnya tiap persegi adalah 1 .
4.    Luas lingkaran dapat ditentukan dengan cara menghitung banyak persegi (petak-petak) yang ada dalam lingkaran dengan ketentuan:
  •  petak (persegi) atau lebih dihitung 1 persegi.
  • Kurang dari  persegi (petak) dihitung nol (0) persegi atau dihilangkan.
           
                          Gambar 2.1
Ternyata terdapat 32 persegi utuh dan 20 persegi yang luasnya ½ luas persegi atau lebih.
Jadi, luas lingkaran tersebut mendekati 52 .
·         Menentukan Rumus Luas Lingkaran
Guru dapat membimbing siswa menemukan rumus luas lingkaran dengan menggunakan langkah-langkah berikut ini:
1.    Buatlah lingkaran dengan panjang jari-jari 10 cm.
2.    Bagilah lingkaran tersebut menjadi dua bagian yang sama besar dengan cara membuat diameter (garis tengah), dan berilah warna yang berbeda.
3.    Bagilah lingkaran itu menjadi juring-juring dengan besar sudut pusat masing-masing 30 derajat.
4.    Bagilah salah satu juring yang terjadi menjadi dua bagian yang sama.
5.    Guntinglah lingkaran tersebut sesuai dengan juring-juring yang terjadi.
6.    Letakkan potongan-potongan dari juring-juring tersebut secara berdampingan seperti tampak pada gambar dibawah ini.
     
                                                   Gambar 2.2
Ternyata hasil dari potongan juring yang diletakkan secara berdampingan membentuk bangun yang menyerupai persegi panjang dengan , dan , sehingga:
                             
                              
Jadi, dengan                                      
Jika dinyatakan dalam diameternya, maka luas lingkaran adalah:
 , sebab maka
 dengan
2.3  Kerangka Pemikiran
Prestasi dan motivasi belajar memiliki hubungan yang sangat erat dengan peningkatan mutu pendidikan, yaitu apabila dikehendaki peningkatan mutu pendidikan maka prestasi belajar yang dicapai harus ditingkatkan dan untuk meningkatkan prestasi belajar dibutuhkan motivasi yang sangat besar dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Untuk mengatasi kurangnya motivasi siswa dalam pelajaran matematikamaka perlu usaha peningkatan motivasi dengan memberi variasi metodepembelajaran yang bersifat kooperatif learning yang menarik atau menyenangkan.
Banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajarmengajar. Salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe “TeamsGames Tournament atau biasa disingkat TGT. Dalam TGT siswa melakukanpermainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skorbagi tim mereka masing-masing. Dengan suasana permainan dalam pembelajaranmaka diharapkan akan menarik dan menumbuhkan motivasi dalam belajar siswa.Aktivitas belajar dengan permainan dirancang dalam metode pembelajarankooperatife learning dengan tipe TGT memungkinkan siswa belajar lebih rileks sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi. Dan apabila siswa sudah memiliki kemauan yang tinggi dalam belajar matematika maka secara otomatis siswa akan belajar dengan giat sehingga prestasi belajarnya pun akan meningkat.
Hal ini akan berpengaruh signifikan terhadap materi-materi yang akan diajarkan, misalnya dalam materi lingkaran. Ketika siswa memiliki kemauan untuk belajar maka dengan sendirinya siswa akan berusaha mencari tahu apa yang dimaksud dengan lingkaran dan apa saja yang berkaitan dengan lingkaran,baik itu dalam pembelajaran di kelas maupun dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Jika siswa dapat mengaitkan materi yang pelajari dengan kehidupan sehari-hari maka siswa tersebut akan lebih mudah mengetahui apa yang sebenarnya dipelajarinya, hal tesebut dapat lebih menumbuhkan kemauan yang tinggi dalam pembelajaran.
Motivasi belajar
Motivasi  belajar merupakan keinginan seseorang yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan belajar .Cara memotivasi yaitu: belajar melalui model,belajar bermakna,mengulangi kesimpulan materi,melakukan interaksi,dan  penyajian yang menarik.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


t

Model pembelajaran tipe TGT berbasis inkuiri
Model pembelajaran yang dirancang untuk Saingan atau kompetisi,yang dapat menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar mereka merasa pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja samauntuk memperoleh hasil yang baik.


Materi lingkaran
Dorongan belajar giat dan penyajian model yang menarik dapat memudahkan seseorang dalam belajar materi apapun.


 











2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiah Alkairaat Mamboro melaluimodel pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament berbasis inkuiri pada materi lingkaran.





BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.1.1  Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pendekatan ini digunakan karena peneliti hendak menyelidiki dan memaparkan data sesuai dengan apa yang terjadi pada saat penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan kelas partisipan, karena peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari sebelum pelaksanaan tindakan, selama pelaksanaan tindakan, dan sampai berakhirnya tindakan berupa penyusunan laporan hasil penelitian.
Penelitian ini direncanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklus akan dilaksanakan berdasarkan perubahan yang akan dicapai. Bentuk penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral penelitian kelas model Hopkins yang disebut daur ulang, yang diawali perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). (Suharjono, 2006: 74)

Gambar 1. Diagram alur desain penelitian
·         Pada penelitian ini apapun permasalahannya ditutup dengan penulisan laporan penelitian.

3.1.2 Prosedur penelitian
       Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan dalam siklus berulang. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan tingkah laku yang ingin dicapai. Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi : a) perencanaan tindakan,  b) pelaksanaan tindakan, c) observasi, dan d) Refleksi.
Secara rinci, penelitian tindakan kelas untuk satu siklus dapat diuraikan sebagai berikut:
a.  Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:(1) menyiapkan tes awal, (2) menyiapkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan, (3) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (4) menyusun LKS dan (5) menyiapkan lembar observasi dan tes individu akhir tindakan.
b.  Pelaksanaan Tindakan
 Pelaksanaan tindakan yang di maksud adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang sama dalam setiap siklus yang telah direncanakan.
c.  Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran di maksudkan untuk mendokumentasikan segala perilaku subyek penelitian (siswa) dan peneliti (guru).Karena peneliti membimbing siswa dalam kegiatan kelompok, maka observasi dilakukan oleh guru MTS Alkhairaat Mamboro dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan evaluasi dilakukan pada setiap akhir tindakan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selanjutnya, diadakan refleksi berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama tindakan berlangsung, guna merencanakan tindakan yang efektif pada tindakan berikutnya.

3.2  Seting dan Subjek Penelitian
 Penelitian ini dilaksanakan di MTS Alkhairaat Mamboro, pada siswa kelas VIII  semester II tahun ajaran 2015/2016. Lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru mata pelajaran matematika  di kelas VIII MTS Alkhairaat Mamboro bahwa salah satu materi pada mata pelajaran matematika yang dianggap sulit oleh siswa adalah menentukan unsur-unsur rumus lingkaran serta ukurannya.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTS Alkhairaat Mamboro yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 38 siswa. Materi yang akan diteliti adalah persamaan garis singgung kurva. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua kali tindakan dimana tiap tindakan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbasis inkuiri.
3.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari siswa berupa data hasil observasi aktivitas dan hasil wawancara, serta kegiatan guru atau peneliti selama proses pembelajaran.
2. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa.
1. Guru, data diperoleh dari hasil observasi saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Siswa, data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes.
3.3.3 Cara Pengumpulan Data
   Pengambilan data ditempuh dengan tiga cara, yaitu :
a. Tes untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diberikan setiap akhir tindakan (siklus).
b. Observasi, dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada peneliti atau pada siswa dilakukan setiap pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan peneliti pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
c. Wawancara, untuk menelusuri kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dan sebab-sebab permasalahan apa yang menjadi kesulitan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
d. Catatan lapangan, digunakan untuk memperoleh data secara obyektif mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang tidak terdapat pada lembar observasi, yaitu; berupa penilaian sikap dan penilaian psikomotor.
3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Analisa Data Kuantitatif
          a. Daya Serap Individu
Persentase Daya Serap Individu   = 
Keterangan :
DSI      : Daya Serap Individu
S          : Skor yang diperoleh Siswa
Sm       : Skor maksimal
b.  Ketuntasan Belajar Klasikal
KK       =   
Keterangan :
KK       : Ketuntasan Belajar Klasikal
Rt         : Jumlah Siswa Yang Tuntas
Rs        : Jumlah Siswa
c.    Daya Serap Klasikal
DSK     = 
Keterangan :
DSK     : Daya Serap Klasikal
X          :  Skor Total yang Diperoleh siswa
Y          :  Skor Ideal Seluruh siswa
3.4.2 Analisa Data Kualitatif
Analisa Data dalam penelitian ini mengacu pada model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:91). Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) Mereduksi data, 2) Menyajikan data, dan 3) Verifikasi data atau penyimpulan.
1)       Mereduksi Data
Kegiatan mereduksi data merupakan bagian dari analisis yang digunakan untuk menajamkan informasi , menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
2)       Penyajian Data
Penyajian data yang dimaksud adalah penyajian sekumpulan data yang diolah menjadi informasi. Setelah dikumpulkan, data kemudian disajikan dalam bentuk tabel atau grafik yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.
3)       Verifikasi / Penyimpulan
Penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah teroganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas.
3.5  Indikator Keberhasilan Kinerja
3.5.1 Indikator Kualitatif Pembelajaran
Indikator kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari aspek afektif, psikomotor serta hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru/peneliti. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika ketiga aspek tersebut telah berada dalam kategori baik.
3.5.2 Indikator Kuantitatif Pembelajaran
Indikator kuantitatif pembelajaran yaitu bila motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran tiap siklus mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
DAFTAR PUSTAKA

Harjoko.2014.MeningkatkanHasilBelajarMatematikaMelaluiPenerapan Model PembelajaranKooperatifTipeTGT(Teams Games Tournaments) PadaSiswaKelasVSDNKedungjambal 02 Kab. SukoharjoTahunAjaran 2013/2014. Program StudiPgsd:JurusanPenddidikanPrasekolahDasar: FakultasPendidikan:UniversitasNegeri Yogyakarta
Hamzah.2009.Teori Motivasi Dan Pengukurannya.Jakarta:Bumi Aksara
Husaini,Usman.2009.Manajemen-Teori,Praktik,Dan RisetPendidikan.Jakarta:BumiAksara
Nurahini,Dewi & Wahyuni,Tri.2008.Matematika Konsep Dan Aplikasinya Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta:PusatPerbukuanDepartemePendidikanNasional
Nazamim.2013.Penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Di Mi Ma’arif Kediwung Tahun 2012/2013. Program StudiPendidikan Madrasah Ibtidaiyah:FakulatasIlmuTarbiyah:Universitas Islam NegeriSunanKalijaga.
Risky,Fadila.2014.Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe TGT UntukMeningkatkanHasilBelajarSiswaKelas VIII Durian SMPN 4 PaluPadaMateriPenjumlahan Dan PenguranganAljabar.Programstudipendidikanmatematika;jurusanpendidikanMIPA;fakultaskeguruandanilmupendidikan;universitastadulako.
Sanjaya,Wina.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.
Jakarta:Kencana
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Suharjono,2006.PenelitianTindakanKelasSebagaiKegiatan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta, Bumi Aksara.
Trianto.2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovati-Progresif.Jakarta:Kencana
Usman, H.B. 2004 .Strategi Pembelajaran Kontemporer Suatu PendekatanModel.
Bandung : Depdiknas.
Yamin,Martinis.2008.Preofesionalisasi Guru Dan Implementasi KTSP.Jakarta:Gaung Persada Press





Tidak ada komentar:

Posting Komentar